Oleh: Muhardi Juliansyah – Peneliti SIAR
Jurnalisme lingkungan adalah bentuk jurnalisme yang fokus pada liputan dan penyajian informasi mengenai isu-isu lingkungan dan keberlanjutan. Tujuan utama jurnalisme lingkungan adalah memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang tantangan lingkungan, perubahan iklim, degradasi alam, upaya konservasi, dan upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
‘’Istilah jurnalisme lingkungan hidup barangkali bukan istilah yang paling tepat untuk cara melaporkan berita lingkungan hidup melalui media massa, seperti surat surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Jurnalisme lingkungan hidup diproduksi dengan bahan baku realitas lingkungan hidup seperti polusi udara, penggundulan hutan, pencemaran sampah, pencemaran industri, serta peran lembaga swadaya masyarakat, advokasi dan sebagainya.’’(Prof. Ana Nadhya Abrar)
Indonesia sendiri sudah cukup banyak media yang mulai memberikan realitas lingkungan, hal ini guna membuka kesadaran kepada Masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup yang menjadi tempat tinggal.
Beberapa karakteristik jurnalisme lingkungan seperti liputan isu lingkungan, jurnalisme lingkungan memberikan perhatian khusus pada isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim, deforestasi, polusi udara dan air, konservasi biodiversitas, dan masalah-masalah terkait lingkungan lainnya. Dengan menggunakan pendekatan ilmiah dan fakta liputan jurnalisme lingkungan didasarkan pada fakta ilmiah. Jurnalis lingkungan sering bekerja sama dengan ilmuwan dan pakar lingkungan untuk memastikan keakuratan informasi yang disampaikan. Jurnalisme lingkungan seringkali memiliki unsur advokasi untuk perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Ini dapat tercermin dalam penekanan pada solusi dan tindakan yang dapat diambil oleh individu, pemerintah, dan industri.
Jurnalis lingkungan sering mengekspos praktik-praktik yang merugikan lingkungan, seperti pencemaran yang tidak terdeteksi, praktik-praktik industri yang merugikan, atau dampak negatif dari proyek pembangunan. Jurnalisme lingkungan juga mencakup liputan tentang dampak sosial dan ekonomi dari masalah lingkungan. Ini termasuk dampak pada komunitas lokal, mata pencaharian, dan kesejahteraan masyarakat. Adanya jurnalisme lingkungan mendorong keterlibatan masyarakat dengan memberikan informasi yang dapat memotivasi tindakan positif, seperti pengurangan jejak karbon, partisipasi dalam proyek konservasi, dan mendukung kebijakan yang berkelanjutan. Prinsip dasar jurnalisme, seperti ketidakberpihakan dan kemandirian editorial, juga berlaku dalam jurnalisme lingkungan. Meskipun ada elemen advokasi, jurnalis lingkungan diharapkan tetap objektif dan mengikuti standar etika jurnalistik.
Dalam menulis atau menyiarkan berita mengenai lingkungan hidup, media, wartawan/jurnalis juga perlu memperhatikan opini masyarakat, serta melihat kondisi masyarakat sehingga nantinya berita yang sebarkan sesuai dengan kebutuhan dan dapat membantu masyarakat luas. Selain itu, dalam buku ini juga dijelaskan mengenai tata cara penulisan berita mengenai lingkungan hidup, ringkasnya, penulisan harus sesuai dengan minat baca Masyarakat, mudah dimengerti, tidak bertele-tele, dan memuat informasi faktual. Jurnalisme lingkungan memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi yang kritis untuk pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan yang mendesak.
TUJUAN JURNALISME LINGKUNGAN HIDUP (Agus Sudibyo)
- Membantu masyarakat mendapatkan kesadaran sosial tentang apa yang terjadi pada lingkungannya.
- Membantu masyarakat memperoleh informasi yang memadai untuk menentukan sikap.
- Menggerakan masyarakat untuk bertindak dan terlibat.
- Mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan informasi lingkungan hidup sebagai dasar tindakan dan kebijakan.
- Memberi rekomendasi pada pemerintah mengenai upaya pelestarian lingkungan dan pengendalian praktik-praktik yang merusak lingkungan.
Apa itu jurnalisme lingkungan? Terdengar asing bukan?
Sejatinya tidak begitu asing, kita kerap melihat hal ini di berbagai media massa. Jurnalisme memang terbagi kedalam beberapa bidang, contohnya seperti jurnalisme olahraga, jurnalisme perang, jurnalisme keberagaman, jurnalisme advokasi, jurnalisme damai, dan lain–lainnya. Jurnalisme tidak hanya soal media cetak saja, kita dapat menemui jurnalisme dalam fotografi, videografi, radio, televisi, dan teknologi lainnya. Sifatnya cukup flexible, hingga membuat siapa saja bisa menjadi jurnalis, terbaru adalah kehadiran citizen journalism atau biasa kita kenal dengan jurnalis warga.
Jurnalisme menurut Drs. A.S. Haris Sumadiria adalah kegiatan seseorang dalam menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita yang dilakukan secara berkala kepada masyarakat. Melalui pandangan beliau dapat kita ambil intinya berupa, jurnalisme merupakan suatu ilmu dalam pencarian informasi hingga pembuatan berita dan dipublikasikan kepada khalayak secara terus-menerus. Jurnalisme juga dianggap merupakan salah satu komponen yang penting dalam demokrasi, dan jurnalisme juga dilindungi oleh Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Pasal 19.
Pengertian jurnalisme telah kita pahami bersama, lalu apakah itu jurnalisme lingkungan? Secara gampangnya, jurnalisme lingkungan fokus kepada isu-isu lingkungan yang terjadi di berbagai belahan dunia. Isu-isu lingkungan yang menjadi perhatian jurnalis seperti, kenaikan suhu Bumi, kebakaran hutan, tingkat sampah di suatu negara, polusi udara, bahaya kimiawi, pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, dan lain-lainya. Jurnalisme lingkungan berangkat dari komunikasi lingkungan yang menjadi dasar. Peran komunikasi lingkungan adalah mencoba untuk merancang strategi antara makhluk hidup demi lingkungan yang lebih baik dari saat ini. Dari hal tersebut diperlukan peran media untuk mewartakan apa saja yang telah terjadi dengan lingkungan kita saat ini. Harapannya tentu saja membuat khalayak sadar akan apa yang terjadi saat ini dengan lingkungan, dan mengerti bagaimana caranya merawat lingkungan demi keberlangsungan masa depan Bumi.
Adapun beberapa hal yang harus ditunjukan oleh jurnalis lingkungan seperti, menunjukkan interaksi saling mempengaruhi antar- komponen lingkungan dan dampak-dampak atau sebab akibat yang timbul dari kerusakan lingkungan. Hal ini menjadi acuan jurnalisme lingkungan yang dipegang oleh jurnalis lingkungan dalam pewartaannya. Hanya melalui kedua hal tersebutlah, tingkat kesadaran dan kepedulian khalayak muncul akan lingkungan yang perlahan tapi pasti mulai rusak. Selain itu ada beberapa hal yang menjadi pegangan untuk jurnalis lingkungan seperti, pengertian dan pemahaman bahasa-bahasa lingkungan, pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa lingkungan di masa lalu, pengetahuan akan kebijakan mengenai lingkungan, pengetahuan dan mengikuti informasi tentang organisasi lingkungan, pemahaman umum tentang peristiwa-peristiwa lingkungan mutakhir, mengakui kesetaraan spesies, dan yang paling penting berpihak kepada lingkungan dan kehidupan lingkungan berkelanjutan. Tanpa adanya pegangan seperti itu jurnalis akan berjalan dengan hampa dalam pemberitaannya. Jurnalis lingkungan harus bisa menempatkan diri mereka dan benar-benar fokus terhadap lingkungan semata.
Jurnalisme lingkungan itu penting bagi semua penduduk Bumi. hal ini seperti telah jatuh tempo artinya kita sudah terlalu lama membiarkan lingkungan tak terurus dan kurangnya kesadaraan kita dalam merawat lingkungan. Pentingnya krisis iklim adalah tantangan bagi gagasan kita tentang netralitas. Isu-isu lingkungan menjadi kepentingan umum dan jurnalis dituntut untuk mencari kebenaran tanpa rasa takut terhadap apapun adalah garis dasar jurnalisme yang baik.
Referensi
- Abrar, A. N. (2018). Mengenal Jurnalisme Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press.
- Ardianto, E., Komala, L., & Karlinah, S. (2009). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
- Asteria, D. (2015). Komunikasi Lingkungan: Peran Media Massa dalam Edukasi Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Prenamedia Grup.
- Dewi, P. A. (2011). Praktik Jurnalisme Lingkungan oleh Harian Jawa Pos. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 15, Nomor 2, 189-206.