Oleh: Herlambang Adjie Wibowo & Muhardi Juliansyah – Peneliti SIAR
Dalam kampanye politik, janji-janji calon presiden seringkali menjadi fokus utama untuk menarik dukungan masyarakat. Namun, terdapat kritik yang mendalam terhadap janji-janji palsu calon presiden terkait keadaan lingkungan hidup di Indonesia saat ini. Seperti yang kita tahu sebentar lagi tahun 2024 merupakan tahun politik yang dimana pada tahun tersebut akan dilaksanakannya pemilu untuk pemilihan presiden dan wakil presiden negara Indonesia. Sudah diketahui bahwa akan ada tiga paslon yang akan mencalonkan diri yaitu pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, dan yang terakhir Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Sebagai dasar kita dalam memilih capres dan cawapres nanti kita dapat melihat visi misi yang diberikan para paslon ini, akan tetapi apakah isu lingkungan dan perubahan iklim menjadi prioritas paslon atau sebaliknya (hampir sama dengan Presiden sebelumnya).
Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang melimpah, akan tetapi dua hal tersebut terus mengalami permasalahan. Permasalahan ini terjadi merata di seluruh daerah di Indonesia. Menurut Muhammad Farrih Fanani terdapat 8 permasalahan lingkungan di Indonesia yang sering dijumpai satu diantaranya adalah polusi udara. Polusi udara terjadi akibat banyak faktor seperti, asap kendaraan, pembakaran hutan dan lahan, dan asap akibat kegiatan pabrik. Hal ini harus menjadi atensi kita karena jika ini terus berlanjut tanpa ditindak lanjuti akan berdampak buruk bagi kita yang hidup sekarang atau kepada generasi Indonesia pada masa kedepannya. Maka dari itu para calon pemimpin indonesia yang akan mendatang sudah harus menaruh perhatian pada isu lingkungan pada negara ini agar permasalahan yang sudah terjadi dapat diselesaikan.
Meski ketiganya menunjukkan fokus yang berbeda, namun semua pasangan sama-sama menaruh perhatian yang sangat kecil terhadap isu perubahan iklim dan pelestarian lingkungan. Dengan menggunakan empat kata kunci yakni lingkungan, iklim, ekologi, dan energi, dokumen visi-misi ketiga pasang capres hanya memuat sekitar 1% kata-kata yang terafiliasi dengan kebijakan perubahan iklim dan lingkungan.
Pasangan Ganjar-Mahfud paling banyak mencantumkan keempat kata tersebut yakni sebanyak 47 kata atau sekitar 1,09%. Selanjutnya pasangan Anies-Muhaimin memuat kata sebanyak 44 kata (0,6%) dan pasangan Prabowo-Gibran sebanyak 44 kata (0,58%).
Wali Lingkungan yang tergabung dalam Koalisi Keadilan Iklim melihat dokumen visi-misi kandidat capres yang beredar ke publik belum cukup kuat sebagai pondasi kebijakan jangka panjang dalam menangani dampak perubahan iklim.
Nadia Hadad, Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan mengatakan bahwa agenda iklim dan lingkungan hidup dalam dokumen visi-misi para capres tidak tegas meletakkan pondasi serta mengubah haluan ekonomi yang memastikan bahwa kondisi iklim atau krisis iklim bisa teratasi.
Dokumen visi-misi mereka (capres) tidak berbicara jangka panjang untuk generasi masa depan, akan tetapi masih dengan pola ekonomi yang sekarang, pola ekonomi yang ekstraktif, sangat tergantung pada energi fosil, belum ada ketegasan untuk mencegah deforestasi dan mempertahan sisa hutan yang ada. Dari sekian banyak janji, sejumlah klaster kebijakan di dalamnya yang terkait langsung dengan perubahan iklim dan lingkungan hidup masih menyisakan banyak catatan bahkan kekurangan. “Misalnya pada klaster perubahan iklim, belum ada paslon yang tegas berkomitmen mencegah kenaikan suhu bumi di atas 1,5 derajat sesuai dengan arahan ilmu pengetahuan terbaru. Klaster kebijakan transisi energi, penggunaan bahan bakar fosil ternyata masih juga didorong melalui eksplorasi dan pembangunan kilang minyak bumi baru dan hilirisasi batubara. “Atau rambu pengaman supaya transisi energi tidak bertolak-belakang dengan upaya menjaga hutan dan hak-hak masyarakat. Jangan sampai hutan gundul dan hak masyarakat terlindas demi proyek-proyek transisi energi” lanjutnya.
Kebijakan hutan dan deforestasi. Masa depan hutan masih akan dihadang oleh ambisi pembangunan haus lahan yang juga didorong oleh Paslon, seperti ekspansi pertambangan untuk transisi energi, bioenergi, ekstensifikasi lahan perkebunan, food estate, hingga IKN. “Komitmen perlindungan dan restorasi lahan gambut juga masih minim,” (Nadia Hadad, Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan). Selaras dengan kesimpulan Koalisi, Ika Idris, Chair Monash Climate Change Communication Research Hub (MCCCRH) – Indonesia Node menyebutkan bahwa dalam risetnya, dokumen visi-misi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024, memiliki fokus pada perubahan iklim dan pelestarian lingkungan yang sangat kecil.
Berikut adalah visi misi dari paslon capres dan cawapres pemilu 2024:
- Visi-misi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
Adapun visi tersebut diwujudkan melalui misi yang dinamainya sebagai 8 Jalan Perubahan, di antaranya:
- Memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air.
- Mengentaskan kemiskinan dengan memperluas kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan kerja, mewujudkan upah berkeadilan, menjamin kemajuan ekonomi berbasis kemandirian dan pemerataan, serta mendukung korporasi Indonesia berhasil di negeri sendiri dan bertumbuh di kancah global.
- Mewujudkan keadilan ekologis berkelanjutan untuk generasi mendatang.
- Membangun kota dan desa berbasis kawasan yang manusiawi, berkeadilan dan saling memajukan.
- Mewujudkan manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif, berakhlak, serta berbudaya.
- Mewujudkan keluarga Indonesia yang sejahtera dan bahagia sebagai akar kekuatan bangsa.
- Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan negara, serta meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia dalam kancah politik global untuk mewujudkan kepentingan nasional dan perdamaian dunia.
- Memulihkan kualitas demokrasi, menegakkan hukum dan HAM, memberantas korupsi tanpa tebang pilih, serta menyelenggarakan pemerintahan yang berpihak pada rakyat.
- Visi-misi pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md
Delapan visi itu diberi nama 8 Gerak Cepat Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, diantaranya:
- Mempercepat pembangunan manusia Indonesia unggul yang berkualitas, produktif, dan berkepribadian.
- Mempercepat penguasaan sains dan teknologi melalui percepatan riset dan inovasi berdikari.
- Mempercepat pembangunan ekonomi berdikari berbasis pengetahuan dan nilai tambah.
- Mempercepat pemerataan pembangunan ekonomi.
- Mempercepat pembangunan sistem digital nasional.
- Mempercepat perwujudan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru.
- Mempercepat pelaksanaan demokrasi substantif, penghormatan HAM, supremasi hukum yang berkeadilan, dan keamanan yang profesional.
- Mempercepat peningkatan peran Indonesia dalam mewujudkan tata dunia baru yang lebih berkeadilan melalui politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat pertahanan negara.
- Visi-misi pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming
Prabowo-Gibran mengusung visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045. Adapun misinya dinamai 8 Misi Asta Cita, yakni:
- Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM).
- Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
- Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
- Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
- Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
- Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
- Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.
- Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antar umat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
Isu lingkungan sudah mulai menjadi pertimbangan bagi para paslon capres dan cawapres akan tetapi isu tersebut masih belum menjadi prioritas bagi para paslon. Isu yang masih menjadi prioritas merupakan isu sosial dan ekonomi. Padahal dampak dari krisis lingkungan yang sudah terjadi berkepanjangan ini sudah mulai terasa seperti kualitas udara di Jakarta yang sudah masuk ke kategori tidak sehat, lalu berdasarkan Laporan dari Auriga Nusantara mengatakan bahwa selama 20 tahun terakhir ini telah terjadi deforestasi di Papua seluas 663.443 hektar dengan rata-rata terjadi deforestasi sebesar 34.918 hektar pertahun dengan deforestasi tertinggi terjadi pada tahun 2015 yang menghilangkan 89.881 hektar hutan. Penyumbang deforestasi terbesar di Papua dilakukan untuk pembukaan perkebunan sawit.
Jika hal ini masih terus berlanjut tanpa ditindaklanjuti maka dampak buruk sudah pasti akan terjadi cepat atau lambat. Berdasarkan survei yang dilakukan pada kuliah umum yang berjudul “Memetakan Persepsi Mahasiswa Tentang Perubahan Iklim” mengatakan bahwa masyarakat yang masih mengalami problem ekonomi tidak akan memprioritaskan isu ekologi maupun perubahan iklim. Karena kecenderungan tersebutlah para paslon capres dan cawapres masih memprioritaskan isu mengenai sosial dan ekonomi untuk mendapatkan suara. Akan tetapi berdasarkan survei yang dilakukan oleh Pelopor Pilihan 17 (PP17) bersama Generasi Melek Politik mengatakan bahwa 59% anak muda Indonesia merasa bahwa isu lingkungan merupakan masalah yang mendesak. Ini membuktikan bahwa masih banyak orang yang sadar betapa pentingnya isu lingkungan ini. Harapan kita siapapun pasangan presiden dan wakil presiden yang akan terpilih nanti sudah mulai menaruh atensi pada isu lingkungan dan menindak lanjuti berbagai krisis lingkungan yang sudah terjadi sembari menindak lanjuti segala isu lainnya yang juga masih menjadi permasalahan di negeri kita ini.
Referensi:
- https://nasional.tempo.co/read/1789747/berikut-visi-misi-tiga-pasang-capres-cawapres-di-pilpres-2024
- https://madaniberkelanjutan.id/apa-kata-visi-misi-calon-presiden-wakil-presiden-mendatang-soal-lingkungan-dan-krisis-iklim/
- https://betahita.id/news/detail/9471/visi-misi-capres-menyoal-isu-lingkungan-belum-cukup-kuat.html?v=1699529442
- https://tirto.id/membaca-visualisasi-visi-misi-capres-cawapres-2024-gRF6
- https://dpp.fisipol.ugm.ac.id/kuliah-umum-memetakan-persepsi-mahasiswa-tentang-perubahan-iklim-diseminasi-hasil-survei-tentang-mahasiswa-dan-perubahan-iklim/
- https://www.mnctrijaya.com/news/detail/58868/survei-anak-muda-jadikan-lingkungan-isu-prioritas-buat-pilih-pemimpin
- https://www.merdeka.com/trending/8-permasalahan-lingkungan-di-indonesia-yang-sering-dijumpai-9598-mvk.html
- https://auriga.or.id/report/download/id/report/71/deforestasi_dan_pelepasan_kawasan_hutan_di_tanah_papua_id.pdf?lang=id