Hutan-hutan dan ekosistem gambut adalah salah satu peran yang sangat penting untuk bumi dalam menjaga keseimbangan ekosistem global dan perubahan iklim. Namun, hutan dan lahan gambut terus menghadapi ancaman deforestasi, degradasi, dan perubahan penggunaan lahan gambut adalah langkah penting yang harus dilakukan untuk melestarikan hutan. Lahan gambut adalah lahan berawa yang kaya akan lapisan gambut, yang terbentuk dari endapan organic yang membusuk selama ribuan tahun. Lahan gambut berfungsi sebagai penyerap karbon yang sangat efisien, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengendalikan perubahan iklim.
pelestarian gambut memiliki peran penting dalam mengunci karbon dan menyelamatkan ekosistem. Pelestarian gambut adalah upaya untuk melestarikan ekosistem gambut yang penting bagi keanekaragaman hayati dan mitigasi perubahan iklim. Lahan gambut yang sehat mampu menyimpan karbon secara alami, sehingga restorasi lahan gambut dapat terdegradasi menjadi kembali seperti kondisi alaminya bertujuan untuk memulihkan fungsi-fungsi penting ekosistem gambut termasuk penyimpanan gambut. Lahan gambut mampu menyimpan karbon dengan jumlah besar, sekitar 30-40% karbon global tersimpan di lahan gambut, meskipun hanya meliputi sekitar 3% keseluruhan area permukaan bumi. Pelestarian lahan gambut juga menjadi kunci dalam mengurangi emisi karbon di udara, sehingga memiliki dampak positif dalam mitigasi perubahan iklim. Namun, lahan gambut juga dapat mengeluarkan gas rumah kaca dalam jumlah besar jika terdegradasi, oleh karena itu restorasi lahan gambut menjadi kunci mitigasi perubahan iklim.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan lahan gambut yang signifikan, memiliki peran penting dalam pelestarian ekosistem gambut untuk mencapai tujuan iklim global. Indonesia memiliki 13,4 juta hektar lahan gambut yang setara dengan 80% dari total lahan gambut di Asia Tenggara. Keberadaan gambut di Indonesia menyimpan 14% karbon gambut global. Perlindungan dan restorasi gambut tidak hanya berperan untuk target iklim nasional, tetapi juga untuk mitigasi perubahan iklim secara global. Pemerintah Indonesia harus terus berupaya dan berkomitmen menekan degradasi dan deforestasi lahan gambut terhitung dalam 5 tahun terakhir. Lahan gambut yang terdegradasi itu diakibatkan oleh kebakaran berulang dan drainase di kawasan lahan gambut yang dilindungi. Sebagai bentuk komitmen bersama menekan degradasi dan deforestasi lahan gambut, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menerapkan strategi 3Rberupa rewetting (pembasahan kembali area gambut dengan pembangunan sekat kanal, pembangunan sumur bor, dan upaya lain yang mendorong basahnya lahan gambut.), revegetation (penanaman kembali melalui persemaian, penanaman, dan regenerasi alami), and revitalization (peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian, perikanan, dan ekowisata).
Pembiaran kerusakan pada lahan gambut sama saja tidak mencermati masalah emisi karbon. Karena gambut yang rusak akan melepaskan karbon ke udara. Jika kondisi ekosistem gambut rusak dan terbakar maka emisi gas rumah kaca akan bervariasi dan bukan hanya karbon dioksida yang akan menyebabkan perubahan pada iklim. Dari artikel ilmiah yang berjudul Land Cover Distribution In The Peatlands Of Peninsular Malaysia, Sumatra and Borneo In 2015 With Changes Since 1990 (2016) dalam jurnal dari Sciencedirect menjelaskan, bahwa degradasi gambut paling besar di Kalimantan dan Sumatra. Pelestarian Ekosistem Gambut harus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan untuk seluruh lahan gambut, baik yang berada pada areal perusahaan (lahan konsesi / areal berizin) dan di lahan masyarakat. Upaya pelestarian ekosistem gambut dilakukan dengan melestarikan ekosistem gambut yang mengalami kerusakan. Pemulihan ekosistem gambut merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengembalikan sifat dan fungsi ekosistem gambut sesuai atau mendekati sifat dan fungsi semula melalui restorasi hidrologi, rehabilitasi vegetasi, suksesi alami, pengendalian kebakaran, pengelolaan keberlanjutan, dan cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam menjaga upaya pelestarian gambut untuk mengunci karbon dan menyelamatkan ekosistem kita bisa menggunakan beberapa langkah, yaitu pemulihan dan pengelolaan Fungsi Ekosistem Gambut dengan melestarikan ekosistem gambut yang masih utuh dan pemulihan untuk ekosistem gambut yang mengalami kerusakan serta pengelolaan dengan cara mengurangi degradasi lahan gambut, mengurangi kebakaran hutan, dan mengembangkan ekowisata gambut. Menanam kembali pohon juga dapat membantu menyimpan karbon di atmosfer dan menghilangkan emisi gas rumah kaca. Tak hanya itu, pengembangan program-program konservasi energi dengan melibatkan masyarakat dalam upaya pemulihan ekosistem gambut, seperti penggunaan energy yang ramah lingkungan dan efisien yang dapat mengurangi emisi karbon dan membantu pelestarian lahan gambut.
Referensi :
majalahtempo.co
pkgppkl.menlhk.go.id
goodnewsfromindonesia.id
diskominfo