Kalimantan Barat merupakan salah satu Provinsi yang dikenal dengan kondisi hutannya yang masih luas. Namun, dibalik luasnya hutan di Kalimantan Barat, deforestasi terus terjadi. Dengan maraknya penebangan hutan atau deforestasi menjadi perhatian dari berbagai pihak termasuk kalangan Pemerintah dan Pemerhati Lingkungan. Dilihat dari penyebabnya, deforestasi paling besar salah satunya diakibatkan oleh adanya pelepasan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan. Deforestasi atau penebangan hutan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di wilayah hutan atau mengubah guna lahan hutan menjadi pemanfaatan non hutan untuk kepentingan ekonomi dan pembangunan.
Pada tahun 2021 sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengklaim telah berhasil menurunkan deforestasi sebanyak 75 persen. Luas deforestasi periode 2019-2020 sebesar 115,46 ribu hektare. Di periode sebelumnya, pada 2018-2019, angka deforestasi mencapai 462,46 ribu hektare. Sedangkan menurut Yayasan Auriga Nusantara, deforestasi sepanjang 2021 mencapai 229.924 hektar. Terluas terjadi di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 26.387 hektar, Kalimantan Tengah 25.628 hektar, Kalimantan Barat 21.003 hektar, Riau 20.175 hektare, dan Papua 16.411 hektare. Kalimantan Barat menempatkan urutan ketiga dari empat Provinsi lainnya yang mengalami deforestasi terluas.
KLHK membagi deforestasi menjadi dua versi, yakni deforestasi bruto dan deforestasi netto. Deforestasi Bruto yakni perubahan kondisi tutupan lahan dari kelas penutupan lahan kategori berhutan menjadi kelas penutupan lahan kategori tidak berhutan, tanpa memperhitungkan adanya reforestasi yang terjadi. Sedangkan deforestasi neto, adalah hasil dari pengurangan deforestasi bruto dengan reforestasi (penghutanan kembali).
Tabel 1. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Angka Deforestasi Netto Indonesia Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Tahun 2019-2021 (Ha/Th)
Untitled-spreadsheet-Sheet1-4.pdf
Berdasarkan data tabel diatas, maka diperoleh kondisi deforestasi di dalam dan di luar kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Barat mengalami penurunan angka deforestasi seluas 6.239,5 hektar dalam periode tahun 2019-2021. Namun, jika dilihat dari data analisis secara global, dengan menurunnya angka deforestasi di Kalbar pada periode tahun tersebut, tidak menyurutkan upaya dalam menekan laju deforestasi kedepannya.
Deforestasi Indonesia tahun 2021-2022 turun 8,4% dibandingkan hasil pemantauan tahun 2020-2021. Deforestasi neto Indonesia tahun 2021 -2022 adalah sebesar 104 ribu Ha. Sementara, deforestasi Indonesia tahun 2020-2021 adalah sebesar 113,5 ribu Ha. Deforestasi Indonesia tahun 2020-2021 adalah sebesar 113,5 ribu Ha, yang berasal dari angka deforestasi bruto sebesar 139,1 ribu Ha dikurangi reforestasi sebesar 25,6 ribu Ha.
Luas deforestasi bruto tahun 2021-2022 tertinggi terjadi di kelas hutan sekunder, yaitu 106,4 ribu Ha (89,1%), di mana 70,9% atau 75,4 ribu Ha berada di dalam kawasan hutan dan sisanya seluas 31,0 ribu Ha atau 29,1% berada di luar kawasan hutan. (Nomor : SP.202/HUMAS/PPIP/HMS.3/6/2023)
Sedangkan, Yayasan Auriga Nusantara mencatat, hingga Juni 2022, kawasan hutan yang dilepaskan oleh pemerintah luasnya mencapai 8.514.921 hektar. Sekitar 6 juta hektar di antaranya dilepaskan untuk perkebunan. Dan selama dua dekade terakhir, dari hasil analisis SIAR menggunakan citra google earth engine, secara khusus hutan di Kalimantan Barat mengalami perubahan pada angka tutupan hutan dan kehilangan seluas 8.090.627 hektar pada tahun 2000-2022. Salah satu faktor penyebab hilangnya tutupan hutan tersebut adalah deforestasi.
Hasil analisa Global Forest Change (2023) tutupan hutan di Kalbar pada tahun 2021 – 2023, Hansen pada Google Earth Engine, dimana tutupan hutan di kalbar masih banyak tersebar di sisi timur dan selatan kalbar. Tahun 2021 tutupan hutan di kalbar memiliki luas 12.966.536,6 Ha dan pada tahun 2023 luas tutupan hutan di kalbar seluas 12.918.539,4 Ha, dalam jangka waktu tahun 2021 – 2023 berdasarkan analisis Global Forest Change, Hansen pada Google Earth Engine tutupan hutan di kalbar mengalami kehilangan seluas 47.997 Ha tutupan hutan.
Sumber: KLHK/BPS/Auriga/Betahita