Apa saja kesepakatan para pemimpin dunia di COP27 Sharm el-Sheikh Mesir? Tiga area pembahasan diskusi yang alot di COP27 : penghimpunan dana adaptasi krisis iklim, pembentukan penghimpunan dana kerugian dan kerusakan akibat bencana iklim (loss and damage), dan menyetop seluruh pemakaian energi fosil pada 2030. Para pelobi industri energi fosil tentu tak rela jika ladang bisnis mereka terhenti karena keputusan COP27 (forestdigest).
- Kehilangan dan kerusakan (loss and damage), mendesak adanya dukungan finansial untuk kehilangan dan kerusakan dari dampak krisis iklim. Hal ini mengacu pada hilangnya nilai ekonomi dan sosial akibat bencana iklim. Loss and damage menimpa negara-negara kecil dan berkembang yang memproduksi emisi karbon sangat kecil sebagai penyebab krisis iklim. Karena itu, COP27 meyakini negara kaya harus bertanggung jawab dengan kerusakan dan kerugian tersebut.
- Kenaikan suhu global tidak lebih dari 1,5℃, setelah sebelumnya target kenaikan 2℃ dianggap tidak aman oleh banyak penelitian. Diperlukan mitigasi berupa pengurangan emisi gas rumah kaca global yang cepat, mendalam, dan berkelanjutan sebesar 43% pada 2030 relatif terhadap tingkat tahun 2019 untuk membatasi pemanasan global di bawah 1,5°C.
- Bahan bakar fosil dan gas, komitmen untuk menyetop penggunaan batu bara secara bertahap. Secara mengejutkan India getol memasukkan penghentian seluruh energi fosil untuk masuk sebagai hasil COP 27. Namun COP 27 belum mampu menyepakati untuk menghentikan semua bahan bakar fosil secara bertahap, “Pengaruh pelobi bahan bakar fosil lebih besar dari negara dan komunitas garis depan. Delegasi dari negara-negara Afrika dan komunitas masyarakat adat dikerdilkan oleh perwakilan kepentingan perusahaan,” kata Kick Big Polluters Out, kelompok yang berkampanye menentang pengaruh pelobi bahan bakar fosil di konferensi iklim.
- Adaptasi, Walaupun sempat berusaha dihapus oleh beberapa negara di COP 26 Glasgow komitmen ini kembali dapat ditegaskan kepada negara-negara kaya untuk memberikan dukungan finansial dalam usaha suatu negara menjadi lebih tangguh terhadap dampak kerusakan iklim. Ada berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk membantu suatu negara menjadi lebih tangguh terhadap dampak kerusakan iklim. Di antaranya membangun pertahanan banjir, melestarikan lahan basah, memulihkan rawa bakau, dan menumbuhkan kembali hutan. Dari $100 miliar per tahun yang dijanjikan negara-negara kaya akan mereka terima mulai tahun 2020 – sebuah janji yang masih belum terpenuhi – hanya sekitar $20 miliar yang digunakan untuk adaptasi.
- Titik kritis, IPCC, dan kesehatan, IPCC dibentuk oleh PBB untuk memberi rekomendasi tentang sains. Sejak COP26, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim telah menerbitkan bagian-bagian penting dari asesmen menyeluruh dan terbaru tentang iklim, memperingatkan dampak bencana yang hanya dapat dihindari dengan pengurangan emisi gas rumah kaca yang tajam dan mendesak. Disisipkan pula referensi tentang “hak atas lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari”. Profesional medis telah mulai memainkan peran yang jauh lebih menonjol dalam pembicaraan iklim, dan dalam protes iklim, menggambarkan hubungan yang jelas antara pemanasan global dan kesehatan (Betahita).