Luas Tutupan Hutan Berkurang dan Laju Deforestasi di Kabupaten Landak
SIAR.OR.ID Landak – Sejak tahun 1990 hingga 2018 luas tutupan hutan alam di kabupaten Landak, Kalimantan Barat menunjukan tren yang terus menurun. Pada tahun 1990 Kabupaten Landak memiliki tutupan hutan seluas 188,792 ha atau sekitar 23 % dari wilayah kabupaten. Luas hutan terus menurun di tahun 2000, proporsi tutupan hutan terhadap luas kabupaten menjadi sekitar 21 % dan terus menurun di tahun 2011 menjadi 17 %. Hingga tahun 2018 tersisa sekitar 11 % tutupan hutan yang mengcover wilayah kabupaten Landak. Dalam tiga dekade terakhir lebih dari setengah luas hutan alam di kab. Landak hilang dan berubah wajah, di tahun 2018 hanya sekitar 90,703 ha hutan alam tersisa.
Berdasarkan luasan tersebut, pada tahun 2018 sebaran hutan alam lebih banyak berada di kawasan hutan. Sekitar 82 % atau seluas 74.009 ha tutupan hutan alam berada di kawasan hutan dan 18 % sisanya seluas 16.694 ha berada di luar kawasan hutan (areal penggunaan lain/APL). Di kawasan hutan, berdasarkan fungsinya hutan alam terluas berada di kawasan suaka alam dengan peruntukan cagar alam yaitu seluas 37.743 ha atau 42 % dari total luas hutan alam di kab. Landak. Hutan lindung (HL) merupakan kawasan hutan dengan tutupan hutan terluas kedua yaitu 19.793 ha atau (22%), diikuti hutan produksi tetap seluas 14.671 ha (16%) dan hutan produksi terbatas seluas 1.802 ha
Berbanding terbalik dengan tren tutupan hutan, luas perkebunan sawit di kab. Landak menunjukan tren yang terus naik setiap tahun. Angka luas perkebunan sawit tercatat seluas 22.161 ha di tahun 2000 dan terus naik hingga tahun 2018 seluas 106.352 ha. Hampir 80 persen atau seluas ekspansi perkebunan sawit terjadi setelah tahun 2000. Di tahun 2000-2015 tutupan hutan alam masih lebih luas dibanding perkebunan sawit, namun sejak tahun 2016, seiring dengan cepatnya ekspansi perkebunan sawit dan semakin berkurangnya luas hutan menjadikan perkebunan sawit lebih luas dari hutan alam.
Laju deforestasi 1990 – 2018 di Kabupaten Landak
Sejak tahun 1990 sampai dengan 2018 telah terjadi deforestasi seluas 100.806 ha di kab. Landak, Kalimantan Barat. Dalam tiga dekade terakhir, deforestasi pada periode 2011-2018 menjadi yang tertinggi diantara dua periode sebelumnya yaitu seluas 49.396 ha atau sekitar 49 % dari total luas deforestasi. Sementara tahun 2000-2011 menjadi periode dengan angka deforestasi tertinggi kedua dengan luas deforestasi mencapai 36.697 ha atau sekitar 36 %. Tahun 1990-2000 menjadi periode dengan angka deforestasi terendah yaitu seluas 14.713 ha atau sekitar 14 %.
Tren laju deforestasi secara keseluruhan menunjukan adanya empat titik puncak dalam 3 dekade. Masing-masing satu titik puncak terjadi di periode 1990-2000 (periode 1) dan 2000-2011 (periode 2), sementara dua titik puncak terjadi di periode 2011-2018 (periode 3). Pada periode 1 puncak deforestasi terjadi antara 1990-1996 yaitu seluas 10.857 ha, kemudian turun menjadi 3.856 ha di tahun 1996-2000. Selanjutnya di periode 2, puncak deforestasi terjadi antara tahun 2006-2009 yaitu seluas 15,392 ha. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2003-2006 dan 2000-2003 masing-masing 1.998 ha dan 9.527 ha dan turun di tahun 2009-2011 seluas 9.780 ha. Angka pucak deforestasi pada periode 2 lebih besar dibanding total deforestasi periode 1 dan terjadi peningkatan dua kali lipat total deforestasi di periode 2 dibanding periode 1.
menjadi puncak tertinggi kejadian deforestasi dalam 3 dekade terakhir antara tahun 2012-2013 seluas 18.456 ha. Selanjutnya angka deforestasi turun di tahun 2013-2014 menjadi 1.092 ha, kemudian kembali naik di tahun 2014-2015 seluas 7.633 ha dan terus naik mencapai puncak kedua seluas 8.140 ha di 2015-2016 dan kembali turun di 2016-2017 menjadi 2.775 ha. Total deforestasi di periode 3 naik menjadi 3 kali lipat dibanding periode 1 dan sekaligus menjadi periode dengan total deforestasi tertinggi diantara 2 periode sebelumnya.
Deforestasi dan Ekspansi Sawit
Ekspansi perkebunan sawit dimulai sejak tahun 2008 dengan laju ekspansi yang terus naik setiap tahun hingga puncaknya di tahun 2011 dan mulai turun di tahun-tahun beriutnya. Dalam 10 tahun terakhir (2008-2018) ekpansi perkebunan sawit menyumbang sebanyak 46 persen dari total deforestasi . Tertinggi di tahun 2011, dari total ekspansi sawit di tahun ini, sebanyak 70 persennya berasal dari penebangan hutan alam.