Indonesia merupakan produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di seluruh dunia. Menurut data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, jumlah total luas area perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada saat ini mencapai sekitar 10,9 juta hektar, dan 42 persen dari total luasan kebun kelapa sawit dikelola oleh petani swadaya. Meskipun pertumbuhan petani kelapa sawit mengalami peningkatan yang cukup signifikan, akan tetapi hal tersebut tidak dibarengi oleh peningkatan pemahaman mengenai hal teknis budidaya, perawatan tanaman, penggunaan jumlah sarana produksi yang tepat dan optimal, transformasi teknologi serta kurangnya informasi yang berkaitan dengan Good Agriculture Practices (GAP). Hingga saat ini mayoritas petani di Indonesia pada umumnya mengelola kebun dengan penerapan teknologi budidaya secara konvensional, sederhana dan terkesan seadanya.
Petani swadaya mengelola sendiri dan tidak terikat dengan perusahaan tertentu. Oleh karena itu, mereka sering kekurangan akses ke praktik pertanian dan perkebunan terkini yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas. Selain itu, mereka mungkin tidak memiliki sumber daya keuangan untuk menanam kembali pohon sawit yang sudah tua sehingga menurunkan hasil panen. Karena petani sawit bergantung pada hutan dan lingkungan untuk penghidupan mereka, penting untuk mendorong pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan untuk memastikan tidak adanya kerusakan lingkungan akibat tumbuhan berjenis palm ini, selain itu juga untuk ketahanan dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang dari petani tersebut.
Melalui rangkaian pelatihan Good Agriculture Practices (GAP) ini yang juga bekerja sama dengan ahlinya di bidang tersebut untuk mendorong pengelolaan yang asri kepada petani swadaya. Peran para pihak telah mengembangkan dan menerapkan pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan mata pencaharian petani swadaya yaitu pelatihan untuk petani.
SIAR sendiri mendorong pengintegrasikan petani swadaya ke dalam rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan melalui program ini. Adapun tujuan lainnya yaitu untuk memberi petani sawit pelatihan agronomi juga akses ke dukungan keuangan dan pasar global. Hal ini menjadi penting karena petani swadaya memainkan peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) melalui pelatihan Good Agricultural Practices (GAP). Melalui pelatihan ini, petani diberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengoptimalkan proses budidaya kelapa sawit mereka. Beberapa cara petani swadaya dapat meningkatkan produktivitas TBS melalui pelatihan GAP (Good Agricultural Practices):
- Pemahaman tentang Praktik Pertanian yang Baik
- Pengendalian Hama dan Penyakit
- Pembukaan Lahan Tanpa Bakar
- Pengelolaan Pupuk dan Irigasi yang Efisien
- Pengelolaan Tanah yang Berkelanjutan
- Pengolahan Pasca Panen yang Baik
Pelatihan yang menyasar di tiga desa yaitu Desa Kuala Mandor B, Desa Sungai Enau, dan Desa Mega Timur Kabupaten Kubu Raya. Adapun jumlah petani yang berpartisipasi dalam mengikuti pelatihan pelatihan GAP (Good Agricultural Practices) ini sebagai berikut:
No. |
Nama Desa | Jumlah Peserta | |
Peserta (L) |
Peserta (P) |
||
1 |
Desa Kuala Mandor B | 73 Orang | 64 Orang |
2 |
Desa Sungai Enau |
42 Orang |
32 Orang |
3 |
Desa Mega Timur |
13 Orang |
19 Orang |
Total Peserta | 128 Orang |
115 Orang |
|
Total Keseluruhan |
243 Orang |
Tidak kurang dari 243 petani swadaya antusiasme dalam usaha meningkatkan produktivitas TBS. Hal ini dapat memberikan motivasi, pengetahuan, kolaborasi, penggunaan teknologi, dan dukungan untuk pertanian yang berkelanjutan. Dengan meningkatkan produktivitas TBS, petani swadaya dapat mencapai hasil yang lebih baik, meningkatkan penghidupan mereka, dan berkontribusi pada ketahanan pangan suatu negara. Melalui pelatihan GAP, petani swadaya dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas TBS. Dengan menerapkan praktik-praktik pertanian yang baik dan pengelolaan yang efisien, petani dapat mencapai hasil yang lebih baik, meningkatkan pendapatan mereka, dan berkontribusi pada pengembangan pertanian berkelanjutan.
Referensi :
https://spks.or.id/file/publikasi/Buku_Desa_Bersawit_dan_Sawit_Berdesa.pdf
https://www.musimmas.com/sustainability/smallholders/petani-swadaya/?lang=id